Design your own products at CafePress.com!     
   

Sabtu, Mei 18

Jangan Melihat Ke Belakang

Niccolo Paganini, seorang pemain biola yang terkenal di abad 19,
memainkan konser untuk para pemujanya yang memenuhi ruangan. Dia
bermain biola dengan diiringi orkestra penuh.

Tiba-tiba salah satu senar biolanya putus. Keringat dingin mulai
membasahi dahinya tapi dia meneruskan memainkan lagunya. Kejadian
yang sangat mengejutkan senar biolanya yang lain pun putus satu persatu
hanya meninggalkan satu senar, tetapi dia tetap main. Ketika para
penonton melihat dia hanya memiliki satu senar dan tetap bermain,
mereka berdiri dan berteriak,"Hebat, hebat."

Setelah tepuk tangan riuh memujanya, Paganini menyuruh mereka untuk
duduk. Mereka menyadari tidak mungkin dia dapat bermain dengan satu
senar. Paganini memberi hormat pada para penonton dan memberi
isyarat pada dirigen orkestra untuk meneruskan bagian akhir dari lagunya
itu.

Dengan mata berbinar dia berteriak, "Peganini dengan satu senar" Dia
menaruh biolanya di dagunya dan memulai memainkan bagian akhir dari
lagunya tersebut dengan indahnya Penonton sangat terkejut dan kagum
pada kejadian ini.

Renungan :
Hidup kita dipenuhi oleh persoalan, kekuatiran, kekecewaan dan semua
hal yang tidak baik. Secara jujur, kita seringkali mencurahkan terlalu
banyak waktu mengkonsentrasikan pada senar kita yang putus dan
segala sesuatu yang kita tidak dapat ubah
Apakah anda masih memikirkan senar-senar Anda yang putus dalam
hidup Anda'? Apakah senar terakhir nadanya tidak indah lagi?





Perempuan Yang Dicintai Suamiku



“Pesan” dahsyat buat para suami (dan calon suami) untuk menjaga istrinya…
Dan motivasi hebat buat para istri (dan calon istri) untuk tetap mencintai suaminya…
       Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang
pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti
apa mauku. Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi
ke kantornya bekerja sampai subuh, baru pulang ke rumah, mandi, kemudian mengantar anak
kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.
       Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja,
itu pun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir,
memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.
        Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan
berdua diluar pun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik
sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang
beradu dengan sendok garpu.
         Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran di kamar, atau main dengan anak2
kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia
memang tidak suka tertawa lepas. Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun
pernikahan kami. Sampai suatu ketika, di suatu hari yang terik, saat itu... Lanjut Membaca





Video Inspirasi

TAT’s Future of Screen Technology

Video ini adalah hasil dari eksperimen TAT (The Astonishing Tribe) Open Innovation. Dalam video ini diperlihatkan masa depan dari teknologi layar dengan layar yang dapat direntangkan, layar transparan, dan layar e-ink.